Kamis, 23 Juli 2009

selalu tersenyum (karena senyum itu sunnah...)

di depan alat nusik tradisional di lanta 1 hotel syahid jaya jakarta

Menarilah dan terus bernyanyi
Walau dunia tak seindah surga
Bersukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya….
(Nidji: Laskar Pelangi)

"Yesterday is history, tomorow is mistery. But today is a gift. That's why it is called Present" (Master Oogway, Kung Fu Panda)"

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka"
(Q.S. Ali Imran:190-191)

....Allah Knows... Allah Knows...


Berita Minggu Ini]
Gi bingung ni...
Da banyak amanah yang mesti ana selesaikan...
Mana yang mesti na prioritaskan......
Istikharah...

Minggu, 19 Juli 2009

Sayap yang tak pernah patah


Anis Matta.
(Selamat menikmati keindahan bahasanya, bacalah berulang-ulang agar kau bisa menyerap maknanya....) :-)

Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tidak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah kasih Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk റെന്ഗ്ഗേളം. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka ’majnun’, lalu mati. Atau, jangan-jangan itu cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas. Itu cerita yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu disana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung:
O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati
Mari kita berbelasungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. .

Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tidak pernah patah.

Kasih selalu sampai disana. ”Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain,” kata Rumi, ”sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain.” Mungkin Rumi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.
Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta pada-Nya, pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki: selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai.

Dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat: kita tak perlu kecewa atau terhina karena penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya.
Sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah ”pekerjaan jiwa” yang besar dan agung: mencintai.

Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah ”kesempatan memberi” yang lewat.
Hanya itu.
Setiap saat kesempatan semacam itu dapat terulang.
Selama kita memiliki cinta, memiliki ”sesuatu” yang dapat kita berikan, maka persoalan penolakan atau ketidaksamapaian jadi tidak relevan. Ini hanya murni masalah waktu.

Para pecinta sejati selamanya hanya bertanya: ”Apakah yang akan kuberikan?”
Tentang kepada ”siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.


Jadi kita hanya patah atau hancur karena kita lemah. Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini: kita mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak untuk hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan.

Kita menderita bukan karena kita mencintai.
Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain mencintai kita?


sumber: Serial Cinta, Anis Matta, Tarbawi Press


Buku-Buku Best Seller Anis Mata:
- Serial Cinta
- Serial Pahlawan
- Mencatak Pribadi Islam
- Serial Ayah
- Dialog Perdaban Dua Tokoh Perubahan (Ditulis Bersama Ary Ginanjar)
- Dari Gerkan ke Negara (Hidayatulloh)
- Mencari Pahlawan Indonesia
- dll

NB: Sampai saat ini Anis Mata belum pernah menulis buku, tapi semuaa tulisannya diburu para penerbit
untuk dibukukan

Kamis, 16 Juli 2009

Alhamduliilah...

Alhamdulillah...

Berkat pertolongan Alloh dan segenap do'a orang2 tercinta setelah bisa terpilih sebagi MAWAPRES UNESA 2009 untuk tahun ini juga dua PKM-AI yang ana buat bisa diterima dikti dan mendapat kucuran dana sebagai penghargaan. PKM-AI yang ana keterima tersebut adalah:

Identifikasi Daerah Potensi Rawan Tanah Longsor di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo (PKM-AI 2009)

Dampak Legalisasi Pasar Modern Terhadap Eksistensi Kebelangsungan Pasar Tradisional di Daerah Perkotaan (PKM-AI 2009).

Ana kemarin buat PKM-AI ga' hanya dua lo, pi mpe' empat. Ni bukan karena "rakus" lo, pi buat ngejaga peluang (sama ja ya...^^) dan kebetulan nulisnya gi semangat 49...^^ (ko' bukan 45..?? entar sang proklamator marah lo.. Kalau 45 tu ma standart, kalau aktivis da'wah tu harus punya semangat lebih...^^).

PKM ana yang gagal tersebut antara lain:

Efektivitas Cooperative Edu Challenge (CeLL) esbagai Upaya Peningkatan Akseptabilitas Koperasi pada Kalangan Pelajar (PKM-AI 2009

Optimalisasi Pelaksanaan Direct Selling untuk Meminimalisir Angka Golput dalam Pemilu 2009 (PKM-GT 2009).

hiks... hiks... jadi rada sedih ni...^^.

Oya PKM ana yang gagal yang ana warnai merah tu PKS banget ya...^^.

Direct Selling...

Pengalaman yang amat berkesan, dengan baju partai bermodal berbai leaflet dan peralatan mengukur tensi darah dan timbangan kita mesti "blungsutan" masuk ke kampung-kampung di pinggir kali mpe' perumahan-perumahan mewah (bukan mepet saah lo.. pi mewah benera...),

dari yang menerima denagn sejuta senyum mpe' yang berwajah muram,

dari yang simpati,

mpe' yang anti pati....

Pokoknya dengan modal bismillah semuanya kita garap... (mangnya sawah...^^).

Sungguh berkesa, palagi saat DS serentak kita bisa berpatner dengan temen-temen kita dari ITS ma Unair.. Ga' usah meinder, sesama muslim tu setara, yang membedakan hanyalah ualitas ketakwaan kepada Alloh SWT.. (ko' jadi khotbah ni...??).

Alhamduliilah...

Semoga ini bisa menambah kontribusi ana dalam berda'wah di bumi UNESA...

"Generasi terbaik adalah masaku"

(HR. Muslim)

Maka untuk generasi sekarang, tidak ada kemuliaan selain menapak tilasi generasi nabi dan para sahabatnya...